Cari Blog Ini

Kamis, 17 September 2009

Noordin M Top Tewas di Kamar Mandi

Buronan teroris warga negara Malaysia, Noordin M Top, akhirnya tewas dalam penyergapan tim polisi antiteror di Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/9) dini hari. Identitas Noordin disimpulkan melalui identifikasi sidik jari dengan sistem Henry Faulds oleh tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System-Polri.

Informasi tewasnya Noordin itu diumumkan oleh Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri di Markas Besar Polri, Kamis sore kemarin. "Ia adalah Noordin M Top," kata Kepala Polri.

Berdasarkan identifikasi tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis)- Polri, pola sidik jari ibu jari tangan kanan pada jenazah terdapat 12 titik kesamaan dengan data sidik jari Noordin milik Polisi Diraja Malaysia. Sementara dari sidik ibu jari tangan kiri terdapat 2 titik kesamaan. Sidik jari dapat disimpulkan identik jika minimal terdapat 11 titik kesamaan.

Meski demikian, Kepala Polri mengatakan, Polri akan tetap menguji DNA (deoxyribonucleic acid) Noordin untuk verifikasi identitas. Uji DNA diprediksi akan selesai dalam 30 jam sejak pemeriksaan.

Operasi penyergapan tim satuan tugas polisi antiteror berlangsung di Kampung Kepuhsari, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, sejak Rabu malam hingga Kamis pagi. Operasi berawal dari penangkapan terhadap Rohmad Puji Prabowo alias Bejo di Pasar Gading, Solo, Rabu sekitar pukul 13.30. Setelah menangkap Bejo, polisi kemudian menangkap Supono alias Kedu. Rohmad merupakan bekas terpidana terorisme yang ditangkap pada Juni 2004 terkait kasus bom di Kedutaan Besar Australia.

Dari penangkapan Rohmad dan Supono, operasi penyergapan berlanjut di rumah kontrakan Susilo di RT 03 RW 011 Kampung Kepuhsari. Penyerbuan polisi di rumah Susilo dimulai hari Rabu sekitar pukul 22.30. Rentetan tembakan terus terdengar hingga Kamis subuh dan baru berhenti sekitar pukul 06.00.

Polisi lalu menemukan jenazah Noordin dalam posisi meringkuk miring menghadap kiri di pojok kamar mandi yang berada di bagian belakang rumah Susilo. Tangan kiri Noordin menutupi wajahnya. Noordin mengenakan kaus putih kebiruan, celana kain coklat gelap, dan sandal gunung. Di punggungnya tergantung ransel berisi laptop dan kertas-kertas dokumen. Polisi juga menemukan senjata api jenis Baretta di dekat jenazah Noordin. Senjata M-16 juga ditemukan di salah satu pojok kamar mandi.

Noordin sedikitnya mendapat tiga luka tembak, yakni di bagian kepala, rusuk kanan, dan paha kaki kiri. Kepala bagian belakang Noordin pecah, diduga akibat terempas saat tim satuan tugas polisi antiteror meledakkan tembok belakang kamar mandi.

Masih di kamar mandi, jenazah lain yang ditemukan adalah buronan Ario Sudarso (36) alias Aji, Susilo (23), dan Putri Munawaroh, istri Susilo. Munawaroh yang tengah hamil ditemukan hidup tertindih tubuh suaminya. Sementara jenazah Bagus Budi Pranoto alias Urwah ditemukan di halaman belakang, tepat di balik tembok kamar mandi yang jebol diledakkan polisi. Urwah sempat berusaha melarikan diri.

Di rumah Susilo itu polisi juga menemukan satu laptop lainnya, 200 kilogram bahan peledak, amunisi, dan dokumen.

Melawan

Suara tembakan terdengar saat warga tengah bersiap untuk tidur. Dari dalam rumah Susilo juga meletus tembakan ke arah polisi. Semula warga mengira suara tembakan adalah ledakan mercon. Suara rentetan tembakan yang tidak berhenti selama 1,5 jam membuat warga mendekati lokasi penyerbuan yang dijaga ketat polisi dari jarak 500 meter di sejumlah titik akses.

Kepala Polri juga mengatakan, para buronan teroris sempat melawan dengan serangan tembakan senjata ke arah polisi.

Pada pukul 05.20 dan 05.39 juga terdengar ledakan bom dari rumah kontrakan Susilo. Suara tembakan kadang-kadang mereda dan baru benar-benar berhenti pukul 06.00. Tim satuan tugas polisi antiteror beberapa kali menambah amunisi yang dibawa di dalam peti-peti kayu.

Polisi juga tampak membawa gulungan-gulungan kabel, memasukkan karung-karung putih, tas, dan kardus besar yang tidak diketahui isinya. Mobil pemadam kebakaran, ambulans, mobil jenazah, dan mobil unit identifikasi tempat kejadian perkara juga dikirimkan mendekati lokasi penyergapan.

Ambulans sebanyak empat unit terlihat meninggalkan lokasi sekitar pukul 07.40 dan menuju Bandara Adisumarmo, Solo, kemudian diterbangkan ke Jakarta sekitar pukul 11.00.

Rombongan yang membawa empat jenazah, yaitu Noordin M Top, Ario Sudarso, Susilo, dan Urwah, serta Munawaroh tiba di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, sekitar pukul 13.00. Keempat jenazah langsung dibawa ke kamar mayat untuk diotopsi, sedangkan Munawaroh dibawa ke gedung unit gawat darurat.

Tak berapa lama, Munawaroh dibawa ke ruang operasi. "Kaki kanannya terluka oleh peluru, tetapi kondisinya relatif stabil kok. Kehamilan baik," kata seorang perawat di Ruang Cendrawasih RS Polri.

Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan seusai mengunjungi kamar mayat mengungkapkan, bagian belakang kepala Noordin berlubang. "Kulitnya kuning langsat, berambut ikal, dengan janggut lebat," ucap Trimedya.

Jenazah lainnya dalam keadaan mengenaskan. "Keduanya diletakkan di dalam kantong jenazah, sedangkan mayat keempat sudah tertutup rapat dalam kantong jenazah," kata Trimedya.

Malaysia menyesal

Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Anifah Aman mengatakan, pihaknya memercayakan penangkapan Noordin tersebut kepada Polri. Pemerintah Malaysia juga tidak akan menggurui Indonesia dalam hal bagaimana seharusnya menangkap Noordin.

Malaysia, tambah Anifah, tak akan mengintervensi dalam bentuk apa pun. "Kami akan menitikberatkan perhatian pada upaya pemberantasan teroris dan saling bertukar informasi agar masalah ini segera diatasi," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein, seperti dikutip Associated Press, mengatakan, Pemerintah Malaysia menginginkan agar jenazah Noordin dipulangkan ke Malaysia supaya bisa dikuburkan di kampung halamannya. Menurut dia, Pemerintah Malaysia tidak berperan apa pun dalam penyergapan Polri di Solo.

Ia menyatakan menyesal bahwa Malaysia tidak bisa menangkap Noordin sebelum melarikan diri dari Malaysia. "Saya menyesal bahwa kami tidak bisa merehabilitasinya, bahwa kami tidak memiliki kesempatan untuk mengubah pemikirannya, dan bahwa ia harus berakhir seperti ini. Akan tetapi, apa yang dilakukannya salah. Kami tidak bisa mengampuninya," ujar Hishammuddin.

Keluarga Noordin di Malaysia mengaku pasrah mendengar kabar tewasnya Noordin. Mereka sudah lama tidak berhubungan lagi dengan Noordin. "Keluarga pasrah apa yang berlaku," ujar juru bicara keluarga Noordin di Malaysia, Badaruddin Ismail, yang dihubungi Kompas.com, Kamis sore.

Soal tes DNA, Badaruddin berpendapat, pihak keluarga tidak perlu lagi datang ke Indonesia karena contoh DNA sudah pernah diambil saat polisi melakukan penyergapan teroris di Temanggung, Jawa Tengah.

Buronan teroris yang masih diburu adalah Syaifudin Zuhri, Syahrir, dan Bahrudin Latief. (SF/ONG//EKI/SON/WIN/CAL/FRO/KSP)

Sumber : Kompas Cetak



Powered by Telkomsel BlackBerry®

0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP